Arsitektur Yunani Kuno
Arsitektur Yunani Kuno adalah karya arsitektur yang dihasilkan oleh orang berbahasa Yunani (orang Helenik) yang budayanya berkembang di daratan Yunani dan Peloponnesos, Kepulauan Aegea, serta koloni-koloninya di Anatolia dan Italia sepanjang suatu periode dari ca. 900 SM sampai abad ke-1 M, yang mana karya-karya arsitektural paling awal yang masih terlestarikan berasal dari sekitar tahun 600 SM.[1]
Arsitektur Yunani Kuno terkenal karena kuil-kuilnya, banyak diantaranya yang ditemukan di seluruh wilayah tersebut, kebanyakan berupa reruntuhan tetapi banyak yang pada dasarnya utuh. Jenis bangunan penting kedua yang bertahan sepanjang dunia Helenik adalah teater ruang terbuka, dengan tarikh tertua sekitar tahun 350 SM. Bentuk-bentuk arsitektural lainnya yang dapat menjadi bukti adalah gerbang prosesional (propylaea), alun-alun publik (agora) yang dikelilingi deretan pilar bertingkat (stoa), gedung dewan kota (bouleuterion), monumen publik, makam monumental (mausoleum), dan stadium.
Contoh Arsitektur Yunani
Parthenon (Yunani Kuno: Παρθενών) adalah kuil Yunani yang dibangun untuk dewi Athena, pelindung Athena pada abad ke-5 SM. Parthenon dianggap sebagai simbol Yunani Kuno dan demokrasi Athena, dan merupakan salah satu monumen budaya terbesar dunia.
( Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Yunani_Kuno )
Arsitektur Romawi Kuno
Arsitektur Romawi Kuno mengembangkan berbagai aspek berbeda dari arsitektur Yunani Kuno dan teknologi-teknologi baru seperti pelengkung dan kubah untuk menciptakan suatu gaya arsitektural baru. Arsitektur Romawi berkembang di seluruh Kekaisaran selama periode Pax Romana. Penggunaan material-material baru, khususnya beton, merupakan suatu ciri yang sangat penting. Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu menjadi diklasifikasi ulang sebagai Abad Kuno Akhir atau arsitektur Bizantium. Sebagian besar contoh yang masih terlestarikan berasal dari periode belakangan. Gaya arsitektural Romawi terus mempengaruhi bangunan di bekas kekaisaran tersebut selama berabad-abad, dan gaya yang digunakan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 disebut arsitektur Romanesque untuk mencerminkan ketergantungannya pada bentuk-bentuk Romawi dasar.
Contoh Arsitektur Romawi
Koloseum (bahasa Latin: Colosseum atau Colisseum;[1] bahasa Italia: Colosseo) adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Amphitheatrum Flavium, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Wali kota Vespasianus pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus,[2] dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Kekaisaran Romawi yang pernah dibangun. Koloseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton.
( Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Yunani_Kuno )
Komentar
Posting Komentar